Pengertian Harga Diri
Ilustrasi Harga Diri |
Harga diri merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia yang dapat memberi perasaan bahwa dirinya berhasil, mampu dan berguna sekalipun ia memiliki kelemahan dan pernah mengalami kegagalan. Kebutuhan akan harga diri tidak akan pernah berhenti sehingga mendominasi perilaku individu (Daradjat, 1990:93).
Berikut ini beberapa pengertian atau definisi harga diri atau self esteem dari beberapa sumber referensi buku:
- Menurut Coopersmit (1967:75), harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara singkat, harga diri adalah personal judgment mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.
- Menurut Kreitner dan kinicki (2000:67), harga diri adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Orang dengan harga diri yang tinggi memandang diri mereka sendiri berharga, mampu dan dapat diterima. Orang dengan harga diri yang rendah memandang diri mereka sendiri dalam pemahaman yang negatif. Mereka tidak merasa baik dengan diri mereka sendiri dan dipenuhi dengan rasa sangsi akan dirinya sendiri.
- Menurut Frey dan Carlock (dalam Simbolon, 2008:10), harga diri adalah penilaian yang mengacu pada penilaian positif, negatif, netral dan ambigu yang merupakan bagian dari konsep diri, tetapi bukan berarti cinta diri sendiri.
- Menurut Santrock (1998), harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya. Dalam harga diri tercakup evaluasi, penghargaan diri dan menghasilkan penilaian tinggi atau rendah terhadap dirinya sendiri.
- Menurut Burn (1993:121), harga diri adalah penilaian terhadap diri yang dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding. Harga diri merupakan penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain terhadap individu.
Aspek dan Sumber Harga Diri
Menurut Coopersmith (1967:83), terdapat empat aspek dalam harga diri, yaitu:- Power (Kekuasaan). Kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Hal ini ditandai dengan adanya penghargaan dan penerimaan dari dari orang lain terhadap ide-idenya dan hak-hak individu tersebut.
- Significance (Keberartian). Kepedulian, perhatian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain, hal tersebut merupakan penghargaan dan minat dari orang lain dan pertanda penerimaan dan popularitasnya. Hal ini ditandai dengan keramahan, ketertarikan dan disukai individu menyukai dirinya.
- Virtue (Kebajikan). Ketaatan mengikuti kode moral, etika, dan prinsip-prinsip keagamaan yang ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang dilarang dan melakukan tingkah laku yang diperbolehkan oleh moral, etika, dan agama.
- Competence (Kemampuan). Sukses memenuhi tuntutan prestasi yang ditandai oleh keberhasilan individu dalam mengerjakan berbagai tugas atau pekerjaan dengan baik dari level yang tinggi dan usia yang berbeda.
Sedangkan Menurut Boeree (2006:277), terdapat dua sumber utama yang mempengaruhi harga diri individu, yaitu:
a. Penghargaan dari diri sendiri
Penghargaan dari sendiri adalah berupa keyakinan bahwa individu merasa aman dengan keadaan dirinya, merasa berharga dan kuat. Ketidakmampuan merasakan diri berharga membuat individu merasa rendah diri, kecil hati, tidak berdaya dalam menghadapi kehidupan. Perasaan berharga terhadap diri dapat ditumbuhkan melalui pengetahuan yang baik tentang diri serta mampu menilai secara objektif kelebihan-kelebihan maupun kelemahan-kelemahan yang dimiliki.b. Penghargaan dari orang lain
Keberartian ini dikaitkan dengan penerimaan, perhatian, dan afeksi yang ditunjukkan oleh lingkungan. Bila lingkungan memandang individu memiliki arti, nilai, serta dapat menerima individu apa adanya maka hal itu memungkinkan individu untuk dapat menerima dirinya sendiri, yang pada akhirnya mendorong individu memiliki harga diri tinggi atau yang positif. Sebaliknya bila lingkungan menolak dan memandang individu tidak berarti maka individu akan mengembangkan penolakan dan mengisolasi diri.Komponen Harga Diri
Menurut Felker, terdapat tiga komponen harga diri pada individu, yaitu (Kamila, 2013):a. Perasaan diterima (Felling Of Belonging)
Perasaan individu bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dan dirinya diterima seperti dihargai oleh anggota kelompoknya. Kelompok ini dapat berupa keluarga kelompok teman sebaya, atau kelompok apapun. kelompok tertentu.b. Perasaan Mampu (Felling Of Competence)
Perasaan dan keyakinan individu akan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri dalam mencapai suatu hasil yang diharapkan, misalnya perasaan seseorang pada saat mengalami keberhasilan atau kegagalan.c. Perasaan Berharga (Felling Of Worth)
Perasaan dimana individu merasa dirinya berharga atau tidak, dimana perasaan ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu. Perasaan yang dimiliki individu yang sering kali ditampilkan dan berasal dari pernyataan-pernyataan yang sifatnya pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain sebagainya.Sedangkan menurut Frey dan Carlock (1987), terdapat dua komponen harga diri yang saling berhubungan, yaitu:
- Merasa mampu, yaitu perasaan bahwa individu mampu mencapai tujuan yang diinginkannya. Menjadi mampu berarti individu memiliki keyakinan pikiran, perasaan dan perilaku yang sesuai dengan realita dirinya. Apabila individu mampu atau berhasil dalam tujuannya maka harga dirinya meningkat.
- Merasa berguna, yaitu perasaan individu bahwa ia berguna untuk hidup. Merasa berguna berarti menguatkan diri dan menghormati dirinya sendiri. Individu yang memandang dirinya sebagai individu yang tidak layak akan menurunkan harga dirinya.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Menurut Burn (1993), terdapat empat faktor yang mempengaruhi harga diri seseorang, yaitu:a. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan meninggalkan kesan dalam hidup individu.b. Pola Asuh
Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya yang meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap anaknya.c. Lingkungan
Lingkungan memberikan dampak besar kepada remaja melalui hubungan yang baik antara remaja dengan orangtua, teman sebaya, dan lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam penerimaan sosial dan harga dirinya.d. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi merupakan suatu yang mendasari perbuatan seseorang untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial yang berpengaruh pada kebutuhan hidup seharihari.Sedangkan Menurut Coopersmith (1967), faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri adalah sebagai berikut:
- Penghargaan dan penerimaan dari orang-orang yang signifikan. Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam kehidupan individu yang bersangkutan. Orangtua dan keluarga merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.
- Kelas sosial dan kesuksesan. Kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekerjaan yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih besar dan mewah akan dipandang lebih sukses di mata masyarakat dan menerima keuntungan material dan budaya. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari orang lain.
- Nilai dan inspirasi individu dalam menginterpretasi pengalaman. Kesuksesan yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi harga diri secara langsung melainkan disaring terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh individu.
- Cara individu dalam menghadapi devaluasi. Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya. Mereka dapat menolak hak dari orang lain yang memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka.
Daftar Pustaka
- Coopersmith, Stanley. 1967. The Antecendent of Self Esteem. San Fransisco: W.H Freeman and Company.
- Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta: Selemba Empat.
- Burn, R.B. 1993. Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: Arcan.
- Daradjat, Zakiyah. 1990. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
- Simbolon, Maropen. 2008. Persepsi dan Kepribadian. Jurnal Ekonomi Bisnis,Volume 2, Nomor 1.
- Santrock, J. W. 1998. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
- Boeree, G. C. 2006. Personality Theories. Jogjakarta: Prisma Sophie.
- Kamila, I.I. 2013. Skripsi: Perbedaan Harga Diri (Self Esteem) Remaja Ditinjau dari Keberadaan Ayah. Pekanbaru: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
- Frey, D dan Carlock, C.J. 1987. Enhancing Self Esteem. Ohio: Accelerated Development.
Post a Comment
Post a Comment