-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Pengertian, Jenis dan Cara Menghitung Validitas

Post a Comment

Pengertian Validitas 

 dari sebuah kesimpulan yang didapatkan dari interpretasi skor tes  Pengertian, Jenis dan Cara Menghitung Validitas
Validitas
Validitas adalah ketepatan (appropriateness), kebermaknaan (meaningfull) dan kemanfaatan (usefulness) dari sebuah kesimpulan yang didapatkan dari interpretasi skor tes (Kusaeri, 2012:75). Validitas mengarah kepada ketepatan interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.

Berikut ini beberapa pengertian validitas menurut beberapa ahli:
  • Menurut Arikunto (1999:65), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.
  • Menurut Sudjana (2004: 12), validitas adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
  • Menurut Suryabrata (2000:41), validitas adalah derajat fungsi pengukuran suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
  • Menurut Azwar (1987:173), validitas atau validity berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Prinsip Validitas 

Terdapat empat prinsip dalam melakukan uji validitas, yaitu sebagai berikut:
  1. Interpretasi (interpretation) yang kita berikan terhadap asesmen hanya valid terhadap derajat yang kita arahkan ke suatu bukti yang mendukung kecocokan dan kebenarannya.
  2. Kegunaan (use) yang bisa kita buat dari hasil asesment hanya valid terhadap derajat yang kita arahkan ke suatu bukti yang mendukung kecocokan dan kebenarannya. 
  3. Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment hanya valid ketika nilai (values) yang dihasilkan sesuai. 
  4. Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment hanya valid ketika konsekuensi (consequences) dari interpretasi dan kegunaan ini konsisten dengan nilai kecocokan.

Jenis-jenis Validitas 

a. Validitas Isi (Content Validity) 

Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Validitas isi mengukur derajat kemampuan tes dalam mengukur cakupan substansi elemen yang ingin diukur (Azwar, 1997:74). Validitas isi digunakan untuk mengukur kemampuan belajar, hasil belajar atau prestasi belajar.

b. Validitas Konstruk (Construct Validity) 

Validitas Konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk (construct) berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat di amati dan dapat di ukur (Kusaeri, 2012:81).

Validitas Konstruk dapat digunakan untuk mengukur sikap, minat konsep diri, lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performa maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), inteligensi (kecerdasan intelektual), kecerdasan, emosional dan lain-lain.

c. Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity) 

Validitas kriteria atau validitas empriris ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Validitas kriteria diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti.

Validitas kriteria merupakan sebuah ukuran validitas yang ditentukan dengan cara membandingkan skor-skor tes dengan kinerja tertentu pada sebuah ukuran luar atau yang lain (Sudjana, 1999:15).

Contoh penggunaan validitas kriteria adalah tes intelijensi yang berkorelasi dengan rata-rata nilai akademis. Asumsinya, jika intelijensi seseorang tinggi maka yang terjadi adalah dia akan mendapatkan nilai akademis yang bagus.

d. Validitas Muka (Face Validity) 

Validitas Muka (Face Validity). Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi (Arikunto, 1991:66). Validitas muka bisa dikatakan juga sebagai validitas rendah dari validitas isi (Content Validity).

Cara Menghitung Validitas 

Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya (Arikunto, 1999:78).

Tentukan koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan hasil tes yang terstandar yang dimiliki oleh orang yang sama dengan menggunakan rumus korelasi produk momen di bawah ini:
 dari sebuah kesimpulan yang didapatkan dari interpretasi skor tes  Pengertian, Jenis dan Cara Menghitung Validitas
Rumus korelasi produk momen
Hitung koefisien validitas instrumen yang diuji (r-hitung), yang nilainya sama dengan korelasi korelasi hasil langkah sebelumnya dikali koefisien validitas instrumen terstandar.

Bandingkan nilai koefisien validitas dengan nilai koefisien korelasi Pearson / tabel Pearson (r-tabel) pada taraf signifikansi a (biasanya dipilih 0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai.

Kriterianya adalah :
  • Instrumen valid, jika r-hitung = r-tabel 
  • Instrumen tidak valid, jika r-hitung < r-tabel

Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956:145) sebagai berikut:

0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek)
rxy 0,00 tidak valid

Daftar Pustaka

  • Kusaeri dan Supranato. 2012. Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  • Azwar, Syaifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sudjana,Nana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
  • Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed. Rev. IV. Yogyakarta: Rineka Cipta.
  • Suryabrata, S. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Azwar. 1987. Metodologi Penelitian. Jakarta: Binarupa Aksara.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter

Iklan

Close x Iklan