-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Tahapan Proses Sosialisasi Menurut Charles H. Cooley dan George Herbert Mead

Post a Comment
Tahapan Proses Sosialisasi || Proses sosialisasi akan terus berlangsung dalam kehidupan seseorang. Namun proses tersebut tidak terjadi secara sekaligus dalam satu pola yang sama. Manusia akan melewati proses sosialisasi secara bertahap sesuai dengan waktu serta keadaan.

Pada proses sosialisasi, terdapat peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Oleh karena itu, para sosiolog sering menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa sosialisasi merupakan proses yang terlahir dari adanya interaksi.


Tahapan Proses Sosialisasi Menurut Charles H. Cooley

Dalam hal ini, Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi. Menurutnya, konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan istilah looking-glass self. 

Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain terbentuk
melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

  • Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain. Seorang  anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas yang melebihi teman-temanya.
  • Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain. Dengan pandangan bahwa si anak adalah yang paling hebat, ia merasa  orang lain selalu memuji dia dan selalu percaya pada tindakannya.
  • Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya. Dari pandangan dan penilaian bahwa ia adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.

Tahapan Proses Sosialisasi Menurut George Herbert Mead

Adapun menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui beberapa tahapan berikut.

a. Tahap persiapan atau Preparatory stage. 
Sejak manusia  dilahirkan kemudian tumbuh menjadi seorang anak, ia mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. 

Pada tahap ini, anak-anak sudah mulai menirukan hal yang diketahui dari sekelilingnya meskipun belum sempurna. Contohnya, menirukan kata “minum” dengan diucapkan “mimi”. Selain pengucapan yang belum sempurna, anak juga belum memahami makna kata tersebut.

b. Tahap meniru atau Play stage. 
Pada tahap ini, seorang anak mulai menirukan dan mulai terbentuk pemahaman tentang sesuatu yang didapatkan dari sekelilingnya dengan semakin sempurna.

Misalnya, ia mulai memahami nama diri dan siapa nama orangtuanya, kakak, dan sebagainya. Pada tahap ini, seorang anak sudah mulai dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan munculnya kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan
orang-orang yang jumlahnya banyak. 

Contohnya, seorang anak, baik laki-laki atau perempuan, ditugaskan membantu ibu dan ayah mem bersihkan rumah dan sebagainya. Pada tahap ini akan dikenalkan dengan nilai dan norma yang ada di rumah.

c. Tahap siap bertindak atau Game stage. 
Proses meniru sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain semakin meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama dan bekerja sama dengan teman-temannya.

Dengan demikian, lawan berinteraksi semakin bertambah dan kompleks. Pada tahap ini, mulai dipahami dan disadari peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarga.

d. Tahap penerimaan norma kolektif atau Generalized stage.
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Penempatan dirinya pada posisi masyarakat sudah semakin luas. Sikap toleransi, kerja sama, dan kesadaran akan peraturan dengan masyarakat yang lebih luas sudah semakin mantap.  Dengan kata lain, pada tahap ini seseorang telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Contohnya, anak yang sedang bermain jual beli dengan teman-temannya. Ia  mengetahui apa yang harus dilakukan ketika berperan sebagai pembeli atau penjual.

Dalam tahap ini, anak mampu membedakan peran yang harus dijalankan orang lain. Contohnya, anak yang ikut dalam kegiatan karang taruna akan berperan sesuai dengan status keanggotaan. 

Ia dapat berperan sebagai ketua, sekretaris, bendahara, atau anggota. Peran seorang ketua tentu berbeda dengan peran anggota lainnya. Dalam lingkup organisasi lebih luas, peran ketua pada dasarnya sama saja. Oleh karena itu, ia sudah mampu
menjalankan peran orang lain.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter

Iklan

Close x Iklan