-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Mengidentifikasi Kata Bermakna Simbolik/Majas/Kias dalam Karya Sastra

Post a Comment
Materi + Soal UNBK SMA Bahasa Indonesia Tahun 2019 - Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan akeinginan pengarang lewat bahasa. Setiap karya sastra menggunakan simbol yang memiliki makna tersendiri. Simbol-simbol dalam karya sastra diungkapkan dalam bentuk bahasa yang khas. Puisi, prosa fiksi dan drama memiliki simbol-simbol tersendiri yang biasanya diungkapkan dalam bahasa yang digunakan penulis. Penulis mengungkapkan perasaan, pikiran dan idenya dengan bahasa yang khas. Simbol-simbol yang digunakan penulis untuk mengungkapkan ide dan perasaannya tersebut memiliki makna tersendiri. Simbol-simbol itulah yang akan ditafsirkan atau dimaknai oleh pembaca. Simbol yang dipakai adalah simbol yang memang telah dikenal untuk menggambarkan sesuatu baik oleh penutur maupun lawan bicara. Untuk menentukan simbol dalam karya sastra, anda harus membaca dan mengartikan makna karya sastra tersebut.

Selain menggunakan simbol, penulis karya sastra menggunakan majas dalam karyanya. Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.

Menurut Henry Guntur Taringan, ahli bahasa, majas dapat dibagi empat sebagai berikut:

1. Majas Perbandingkan

a. Personalifikasi
Personalifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup.
Contoh : Baru tiga kilometer berjalan, mobilnya sudah batuk-batuk

b. Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh : Raja siang telah kembali ke peraduannya

c. Hiperbola
 Hiperbola adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti.
Contoh : Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya

2. Majas Sindiran

a. Ironi
  Ironi adalah majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dengan maksud untuk menyindir orang.
Contoh : Pandai sekali kamu, Bahasa Indonesiamu mendapat nilai 4
b. Sinisme
  Sinisme adalah majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi, tetapi kasar.
Contoh : Itukah yang dinamakan bekerja?
c. Sarkasme
   Sarkasme adalah majas sindiran yang terkasar atau langsung menusuk perasaan.
Contoh : Otakmu memang otak udang!

3. Majas Penegasan

a. Pleonasme
   Pleonasme adalah majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh : Salju putih sudah mulai turun ke bawah
b. Repetisi
  Repetisi adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali yang biasanya dipergunakan dalam pidato.
Contoh : Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung , kita junjung dia sebagai pembebas kita

4. Majas Pertentangan

a. Antitesis
  Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan kata yang berlawanan arti.
Contoh : Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita
b. Paradoks
 Paradoks adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan. Padahal, maksud sesungguhnya tidak bertentangan karena objeknya berlainan.
Contoh : Hatinya sunyi tinggal di Kota Jakarta yang ramai.
     Kata bermakna kias sering digunakan dalam karya sastra. Karya sastra yang sering menggunakan kata kias salah satunya adalah puisi. Kata kias digunakan untuk mendapatkan unsur kepuitisan.


Contoh Soal dan Pembahasan Mengidentifikasi Kata Bermakna Simbolik/Majas/Kias dalam Karya Sastra 

1. Perhatikan puisi berikut!
walau kita saling bertemu
di antara orang-orang melawat ke kubur itu
di sela-sela suara biru
bencah-bencah kelabu dan ungu
Makna suara biru dalam puisi tersebut adalah….
A. penderitaan
B. jeritan
C. tangisan
D. nyanyian
E. teriakan
Jawaban : C

2. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
   Kabut masih mengambang di Pegunungan Muria. Mengambang dan melayang menuruni bukit-bukit, menyelimuti pepohonan. Ia membungkus lembah, menjadi hamparan kapas tipis yang terbang ringan seperti impian. Kabut yang sama juga terus menggantung di kedalaman mata Markonah.
   Setelah ditinggal lelakinya, Sukri, menuju negeri di atas langit, kehidupan Markonah sunyi. Sunyi seperti gunung. Mungkin sunyi untuk seumur hidup. Ia masih ingat, Sukri meninggal pada hari Selasa Wage. Pada hitungan neptu 3, pasaran 4, yang jika dijumlah akan jatuh pada hitungan 7. Markonah orang Jawa. Ia tahu bahwa Selasa Wage, hitungan 7, akhirnya harus dianggap sebagai hari celaka. Hari taliwangke-hari kematian anggota keluarga, yang tulahnya berlaku bagi dirinya dan anak-anak.

Makna simbol kabut pada kalimat kabut yang sama terus menggantung di kedalaman mata Markonah adalah…
A. ketakutan
B. kesedihan
C. kecemasan
D. kegelapan
E. kesunyian
Jawaban : B

3. Perhatikan kutipan puisi berikut!
         Sajak Putih
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Makna simbol frasa bercetak miring dalam kutipan puisi tersebut adalah….
A. kejayaan
B. keabadian
C. keindahan
D. keagungan
E. kemuliaan
Jawaban : C

4. Perhatikan kutipan puisi berikut!

Angkatan Buta
Mau apa datang kemari
Hanya unjuk rai
Ijazah harga serupiah
Tak perlu bersusah bergelut berbuku
Dari jauh berlabuh
Hanya pamer bentuk tubuh
tak butuh
Menjauh!

Makna kias ijazah harga serupiah dalam puisi tersebut adalah….
A. gelar mahal harganya
B. gelar membutuhkan dana
C. gelar tidak berharga
D. gelar sekedar syarat
E. gelar tidak digubris
Jawaban : C

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter

Iklan

Close x Ads