-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Macam-macam Bentuk Nilai Sosial (Nilai Dominan dan Nilai Mendarah Daging)

Post a Comment
Dalam artikel sebelumnya kita telah membahas berbagai macam ciri nilai sosial.Anda bisa membacanya lebih lanjut pada artikel berjudul Ciri-ciri Nilai Sosial dan Contoh Nilai Sosial yang Berlaku di Masyarakat

Dari ciri-ciri tersebut para ahli sosiologi membagi nilai sosial menjadi dua macam. Yaitu, nilai dominan dan nilai yang mendarah daging.

Macam-macam Bentuk Nilai Sosial

Nilai Dominan

Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih pening dibandingkan nilai-nilai lainnya. Nilai dominan biasanya akan dijunjung tinggi oleh kebanyakan individu di suatu kelompok masyarakat. Sebuah nilai sosial akan dianggap dominan berdasarkan pada berbagai pertimbangan dan alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain:

a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
Contoh: Hampir semua manusia menghendaki adanya perubahan menuju kehidupan yang lebih baik di segala lini kehidupan seperti bidang ekonomi, hukum dan sosial.

b. Lamanya nilai itu dianut
COntoh: dari dulu sampai sekarang Kota Solo dan Yogyakarta selalu mengadakan tradisi sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. yang diadakan di alun-alun keraton dan di sekitar Masjid Agung.

c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk melaksanakan suatu nilai
Contoh: Tradisi pulang kampung yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Kendati mudik ini memerlukan usaha dan materi yang tidak sedikit, namun dengan berbagai alasan masyarakat tetap antusias untuk melaksanakan.

d. Adanya kebanggaan dari orang yang melaksanakan suatu nilai.
Contoh:  memiliki mobil mewah dan keluaran terakhir dapat memberikan kebanggaan/prestise tersendiri.

Nilai yang Mendarah Daging

Nilai yang mendarahdaging ialah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan yang sering kali seseorang melakukannya tanpa melalui proses berfikir dan pertimbangan panjang (bawah sadar).

Nilai semacam ini biasanya telah tersosialisasi pada diri seseorang semenjak kecil. Bila mana nilai ini tidak dilakukan, maka akan timbul rasa tidak enak atau rasa bersalah.


Contohnya, seorang siswa yang memiliki kebiasaan rajin belajar akan merasa malu dan bersalah apabila dia gagal dalam mengikuti ujian. Berbeda halnya dengan siswa yang malas, dia tidak akan malu atau merasa bersalah jika gagal ujian.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter

Iklan

Close x Iklan